Politik : Rieke Komentar tentang hari IBu

Lebih jauh Rieke menyatakan bahwa saat ini emansipasi wanita di Indonesia belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, terbukti dengan kuota 30% kursi parlemen yang seharusnya diisi oleh Wanita ternyata tidak kuat hingga 30 %.
Melihat fenomena tersebut jelaslah seoerang Rieke yang notabene sebagai wanita karir yang menekuni dunia politik di bawah naungan PDI-P getol menyuarakan persamaan gender antara wanita dan pria meskipun sudah menjadi rahasia public bahwa kekuatan pria dan wanita tidak dapat disetarakan pada beberapa titik. Seperti halnya kekuatan fisik, wanita tidak sepenuhnya mampu mengimbangi kekuatan fisik pria pada banyak hal, seperti konsistensi power ketika bekerja, stabilitas emosi, dan pola pikir yang menggantung dalam keluarga. Dan masih banyak lagi….
Meskipun ada juga yang getol dan memaksa kesamaan tersebut, tetap akan susah atau tidak mungkin kesetaraan itu akan terjadi. Satu sample saja, tentang sholat, wanita akan libur sholat minimal satu hari dalam satu bulan, dari sini saja wanita memang sudah ditakdirkan untuk tidak disamakan dengan laki-laki.
Sehingga usaha keras Rieke untuk menyurakan persamaan gender bukanlah sebuah usaha untuk mencapai hasil kesamaan gender antara laki-laki dan wanita, tetapi usaha untuk memberikan semangat kepada para wanita Indonesia untuk giat bekerja dan berkarir sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, perkara persamaan gender hanyalah sebagai pembanding untuk menimbulkan nuansa kompetisi yang harapannya sehat antara laki-laki dan wanita.
Post a Comment