Curhat: Berat Tersenyum saat berpisah
Table of Contents
kematin perpisahan |
andai saja setelah saya menulis ini ternyata tiba waktunya untuk meninggalkan jasad, komputer, rumah, pekerjaan, kekasih, ibadah, sholat, puasa, membaca qur'an, apakah saya masih bisa meski hanya sekedar melihatnya saja?, apakah saya mampu meninggalkannya menuju tempat yang lebih layak, lebih indah, lebih nikmat, lebih menyenangkan?, apakah malah saya nantinya menempati tempat yang gelap, sempit, mengimpit, panas, penuh dengan cacing, bakteri, uget-uget, kalajengking,?
perpisahan, semoga menuju perbaikan yang lebih baik dari apa yang telah dipisahkan. perpisahan yang diharapkan, perpisahan yang tidak melahirkan tangis, tetapi perpisahan beranak senyum ringan menyambut hujan kebagiaan hingga lebam pipi basah oleh linangan air mata kebahagiaan.
bilapun orang yang saya cintai duluan mengucapkan perpisahan dengan saya, berat rasanya bagi saya untuk tersenyum senang melihatnya melangkah ke dunia yang lebih membahagiakan, terngiang dalam otak dan sanubariku, akankah saya diperkenankan mengikuti langkahnya, menuju jalan kebahagiaan selamanya..bersamanya...
mohon doanya....