Curhat: Cinta yang tidak dicintai
Table of Contents
Setiap manusia memiliki perjalanan hidup masing-masing. Setiap perjalanan tidak jarang yang bertemu dengan perjalanan orang lain, terjadilah gesekan baik gesekan berupa fisik maupun emosional. Gesekan yang paling besar terjadi bagi manusia secara umum adalah ketika melalui masuk dunia pernikahan. Hidup berdua dengan pasangan hidup selalu menyisakan dilemma, dimana harus saling mengerti dan memahami diantara keduanya, sedikit saja egoisme diantara keduanya dimungkinkan akan menimbulkan gesekan batin yang berupa ketidakcocokan dengan diri, tergantung cara mengekspresikannya setiap orang bervariasi, ada yang mengekspresikannya dengan diam saja, marah-marah, cuek, pergi, merokok tajam, dan talak.
Sebagai contoh semacam ini, dalam rumah tangga diketahui sang suami bernama Joko dan si Istri bernama Siti. Joko dan Siti mempunyai rumah yang berjauhan kira-kira bila ditempuh naik sepeda motor dengan kecepatan 70km/jam ditempuh selama 6 jam. Setelah beberapa hari menikah, akhirnya Joko harus kembali kerumah karena ada kepentingan mendesak, Joko mengajak Siti tapi ternyata Siti di rumahnya juga ada hajatan yang tidak mungkin Siti tinggal, Joko pun pergi sendiri yang dijadwalkan akan pergi selama 3 hari 3 malam.
Kejadian yang menguras tenaga emosi terjadi, hari kedua Joko di rumahnya yang jauh dengan rumah Siti, Siti memberi kabar kepada Joko, bahwa Siti harus pergi ke suatu tempat yang jauh dari rumahnya, nah….tragisnya Siti tidak mungkin ke tempat itu sendirian karena daerah tersebut tergolong tidak aman, Siti mencari sanak saudaranya untuk mengantar, ternyata tidak ada yang bias dimintai bantuan.
Tetangganya bernama Sakti mengetahui kalau Siti membutuhkan bantuan, Sakti ini adalah laki-laki yang dulu pernah mengutarakan cinta kepada Siti, Joko pun tahu itu.
Sakti akhirnya menawarkan bantuan untuk membantu Siti, setelah menimbang-nimbang dan bertanya kepada Joko lewat tlp, akhirnya Siti menerima tawaran itu. Sakti dan Siti pun berangkat berdua.
Betapa sakit hati Joko, ternyata selama perjalanan, Siti tidak pernah memberi kabar kepada Joko, sedikitpun sms tidak ada yang dikirim. Tidak sabar Joko akhirnya sms ke Siti menanyakan kabarnya lancer apa tidak, Joko semakin sakit hati, betapa tidak sms balasan dari Siti pendek-pendek dan lama balasnya. Tidak sabar menunggu sms, Joko pun memutuskan untuk menelpon Siti, Siti mengangkat tlpnya…….
Tambah teremas-remas hati Joko ketika mendengar Siti telah berada dalam suatu rumah, ketika Siti ditanya oleh Joko,"kamu di rumah siapa?", jawabannya seakan menutupi dan tidak mau jujur, "dirumah teman", katanya. Selama Siti di tlp Joko respon Siti pun tidak sesenang bila ditlp Suaminya, rasanya Siti itu tidak mengharap ditlp oleh Joko, tidak berharap di sms oleh Joko. Padahal pada saat itu Siti sedang bersama laki-laki lain, terasa Siti sangat menikmati dengan si Sakti. Seakan tidak ada seberkas rasa Rindu dalam hati Siti kepada Joko, seakan tidak ada secarik merasakan hati suami yang mengizinkan istrinya dibonceng berdua dengan laki-laki lain karena terpaksa.
bila kta lihat dari Siti. apabila siti adalah seorang istri yang solehah pasti dia tidak akan pergi dengan laki-lakin lain walaupun hal itu sangatlah penting. karena itu adalah harga diri seorang perempuan. harusnya siti ebih bisa menghargai sang suami. siti seharusnya juga memikirkan perbuatan apa yang akan terjadi bila dia pergi.
joko juga gitu sudah tau dia pergi dengan orang yang memungkinkan akan ada fitnah apabila mereka pergi tetap menyetujui, berarti pikiran jko amatlah pendek. harusnya dia melarang istrinya demi kebaikan dari pada engijinkan namun akan membuat curiga dan finah yang ada disekitarnya, secara tidak langsung para tetangga maupun asaudara yang melihatnya akan merasakan dan berbisik-bisik mengenai hal ini.
bisa saja saat itu siti lagi mabuk perjalanan di bis, makane gag berabi buka mata, apalagi liat hape, bakalan tambah pusing nanti. angkat telepon aja kayak org sembunyi sembunyi padahal siti lagi lemes karena mabuk tadi. hahhahahaha( pengalaman [pribadi )
hipotesisku adalah: kedua orang ini menikah muda: sehingga masih mengandalkan emosi. belum memiliki pengalaman mengeenai berumah tangga sehingga selalu ada cy\uriga dan saling tidak percaya
hah akhirnya
tapi tepat jga,,,.,.,melarang pergi adalah tindakan tepat.,.disamping rasa percaya yang sae kepada kedua mempelai
suwun,.,.,.,.bu'e,.,.,.,
jangan takut dengan cerita gitu gituan ommm... dianya gak gitu kok..yakin wae orang baik jodohnya pasti baik...AYO DEKORNYA HIJAU DI SEKOLAHAN SELAK AMOH...TAR TAK CET LAGIO MA TEMEN TEMEN OK