Curhat: Memberi Sepenuh hati, yang diterima???
Table of Contents
menapaki jejak sendirian |
pemuda gagah lahir dan batinnya, berdiri tegap dengan sekantong bekal hidup hendak menyusuri jalan panjang penuh dengan kerikil-kerikil tajam, naik turun berliku bercabang tiada setitikpun lurus nampak dikerdipan mata.
sepanjang jalan, tak berjumpa satupun bidadari seusia dengannya. hingga tibalah waktunya, pemuda itu menaruh sekantong bekalnya di atas meja dalam bangunan warung reyot untuk sekedar minum air putih pelega dahaga.
air putih segera tersedu di depan mata, lengkap dengan pembawanya seorang wanita nan buruk rupa, namun pandai bertutur kata, sampai akhirnya tak terasa dahaga hilang meski seteguk air putih belum juga diteguk.
tidak terasa hampir sehari penuh dinikmatkan hanya untuk saling bercengkrama bertuturkata. sekantong bekal hidup pun tinggal separuh, separuhnya tanpa terasa digunakan untuk memberi bekal kepada si wanita buruk rupa agar digunakan untuk modal membuat warung yang lebih besar dan megah. nanti bila pemuda itu mampir lagi semoga dapat melihat warung yang lebih indah, harapan sang pemuda.
pemuda menaruh minat yang besar terhadap wanita penjaja warung. minat untuk menjadikannya teman meminum segelas air putih dikala dahaga datang.
segala hal yang mampu membuat tersenyum sang wanita yang buruk rupa dilakukan si pemuda, termasuk memberikan setengah lagi dari bekal hidupnya yang kini akhirnya tinggal seperempat dari jumlah awal. lagi-lagi hanya demi wanita buruk rupa.
sedemikian besar minat sang pemuda, hingga tidak rela bila melanjutkan perjalanan panjang tanpa bersama dengan si wanita, ditunggunya si wanita sampai benar-benar siap berangkat bersama.
hari demi hari berlalu, wanita buruk rupa tetap buruk rupa, warung tetap seperti warung tanpa ada perubahan sedikitpun, air putih yang diminum setiap hari tetap air putih, tak sediktipun berubah memerah menjadi air teh manis....
pemuda tetap sabar menanti..sabar...sabar.....
dalam lamunan di bawah pohon salam, pemuda termenung sambil mengucapkan lirih berulang-ulang hingga tanpa terasa pemuda itu telah tertunduk tak pernah menegadah lagi untuk selamanya. "ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli""ku memberi sepenuh hati, yang ku terima ku tak peduli",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.
Post a Comment