Seni Musik: Fungsi Seni Musik Daerah
Table of Contents
Musik daerah pada umumnya memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat pendukungnya. Secara umum musik memang berfungsi sebagai media rekreatif/ hiburan untuk menanggalkan segala macam kepenatan dan keletihan dalam aktivitas sehari – hari. Dalam fungsi sosial budayanya musik daerah memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Sarana upacara adat
Musik daerah bukan objek yang otonom/berdiri sendiri. Musik daerah biasanya merupakan bagian dari kegiatan lain. Di berbagai daerah di Indonesia bunyi – bunyian tertentu dianggap memiliki kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis. Inilah sebabnya musik terlibat dalam berbagai upacara adat. Upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyi – bunyian untuk memanggil dan mengiringi kepergian roh ke pantai merapu (alam kubur). Begitu pula daerah Sunda menggunakan musik angklung pada waktu upacara Seren taun (panen padi)
2. Pengiring tari
Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakan – gerakan indah dalam tari. Berbagai macam tari daerah yang kalian kenal, pada dasarnya hanya dapat diiringi dengan musik daerah tersebut. Contohnya tari kecak (Bali), teri pakarena (Sulawesi), tari mendalika (Nusa Tenggara Barat), tari nagaseuk (Jawa Timur), tari mengaup (Jambi), teri mensorandat (Papua) dan lain – lain. Cobalah kalian dengarkan musik pengiringnya!
3. Media komunikasi
Bunyi – bunyian telah lama menjadi media komunikasi bagi bangsa Indonesia. Berbagai irama yang berasal dari ketongan menjadi tanda atau memberi tahu penduduk akan adanya kebakaran, banjir, gempa bumi, pencurian, perampokan, atau pertemuan desa. Tiap pesan memiliki pola ritme khusus yang berbeda dari pesan lain. Beberapa daerah juga ada yang membunyikan alat musik sederhana tanda waktu sahur pada bulan puasa. Demikian juga halnya dengan pukulan bedug di masjid dan bunyi lonceng gereja, masing – masing punya pola ritme yang menarik.
4. Media bermain
Lagu – lagu rakyat (folksongs) yang tumbuh subur di daerah pedesaan banyak digunakan sebagai media bermain anak – anak. Contohnya lagu cubkak – cublak suweng dari Jawa Tengah, ampar – ampar pisang dari Kalimantan, Ambil – ambilan dari Jawa Barat, tanduk majeng dari Madura, serta sang bangau dan pok ame – ame dari Batawi.
5. Media penerangan
Lagu – lagu dalam iklan layanan masnayarakat merupakan contoh fungsi musik sebagai media penerangan. Lagu – lagu ini misalnya berisi tentang pemilu. KB dan ibu hamil, AIDS dan lain – lain. Selain dalam iklan layanan masyarakat, lagu – lagu yang bernapasakan agama juga menjadi media penerangan. Musik qasidah, terbangan dan zipin dengan syair – syair lagu dari al Qur’an merupakan contohnya.
6. Iringan pertunjukkan
Musik adalah bagian tak terpisahkan dari seni pertunjukkan. Sebuah tarian tak akan lengkap tanpa musik. Pertunjukkan drama daerahpun selalu menggunakan unsur musik. Contohnya gamelan di daerah Jawa dan Bali digunakan untuk mengiringi pertunjukkan wayang kulit, wayang orang, lenong Batawi, ludruk, letoprak, arja dan sebagainya.
1. Sarana upacara adat
Musik daerah bukan objek yang otonom/berdiri sendiri. Musik daerah biasanya merupakan bagian dari kegiatan lain. Di berbagai daerah di Indonesia bunyi – bunyian tertentu dianggap memiliki kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis. Inilah sebabnya musik terlibat dalam berbagai upacara adat. Upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyi – bunyian untuk memanggil dan mengiringi kepergian roh ke pantai merapu (alam kubur). Begitu pula daerah Sunda menggunakan musik angklung pada waktu upacara Seren taun (panen padi)
2. Pengiring tari
Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakan – gerakan indah dalam tari. Berbagai macam tari daerah yang kalian kenal, pada dasarnya hanya dapat diiringi dengan musik daerah tersebut. Contohnya tari kecak (Bali), teri pakarena (Sulawesi), tari mendalika (Nusa Tenggara Barat), tari nagaseuk (Jawa Timur), tari mengaup (Jambi), teri mensorandat (Papua) dan lain – lain. Cobalah kalian dengarkan musik pengiringnya!
3. Media komunikasi
Bunyi – bunyian telah lama menjadi media komunikasi bagi bangsa Indonesia. Berbagai irama yang berasal dari ketongan menjadi tanda atau memberi tahu penduduk akan adanya kebakaran, banjir, gempa bumi, pencurian, perampokan, atau pertemuan desa. Tiap pesan memiliki pola ritme khusus yang berbeda dari pesan lain. Beberapa daerah juga ada yang membunyikan alat musik sederhana tanda waktu sahur pada bulan puasa. Demikian juga halnya dengan pukulan bedug di masjid dan bunyi lonceng gereja, masing – masing punya pola ritme yang menarik.
4. Media bermain
Lagu – lagu rakyat (folksongs) yang tumbuh subur di daerah pedesaan banyak digunakan sebagai media bermain anak – anak. Contohnya lagu cubkak – cublak suweng dari Jawa Tengah, ampar – ampar pisang dari Kalimantan, Ambil – ambilan dari Jawa Barat, tanduk majeng dari Madura, serta sang bangau dan pok ame – ame dari Batawi.
5. Media penerangan
Lagu – lagu dalam iklan layanan masnayarakat merupakan contoh fungsi musik sebagai media penerangan. Lagu – lagu ini misalnya berisi tentang pemilu. KB dan ibu hamil, AIDS dan lain – lain. Selain dalam iklan layanan masyarakat, lagu – lagu yang bernapasakan agama juga menjadi media penerangan. Musik qasidah, terbangan dan zipin dengan syair – syair lagu dari al Qur’an merupakan contohnya.
6. Iringan pertunjukkan
Musik adalah bagian tak terpisahkan dari seni pertunjukkan. Sebuah tarian tak akan lengkap tanpa musik. Pertunjukkan drama daerahpun selalu menggunakan unsur musik. Contohnya gamelan di daerah Jawa dan Bali digunakan untuk mengiringi pertunjukkan wayang kulit, wayang orang, lenong Batawi, ludruk, letoprak, arja dan sebagainya.