Seni Rupa: Konsep Cara Mengapresiasi Karya Seni Kriya
Table of Contents
Bagaimana mengapresiasi sebuah karya seni rupa terapan???apakah
sama seperti mengapresiasi karya seni rupa murni dimana ada apresiasi empatik
hingga apresiasi kritik??? Adakah apresiasi kritik pada karya seni rupa
terapa(Kriya.red)???
Sekarang kita tengok dalam KTSP BSNP, ternyata di sana terdapat KD
“Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam
karya seni rupa terapan Nusantara”. Penafsiran terhadap KD ini sangat luas,
salah satunya akan melahirkan materi Apresiasi Karya Seni Terapan Nusantara.
Sedangkan Apresiasi
Ditinjau dari asal katanya terbentuk dari kata
appreciation, dalam bentuk kata kerja yaitu to appreciate yang
berarti menyadari sepenuhnya sehingga mampu menilai dengan semestinya. Dengan
kata lain menyadari sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif
terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampu menikmati dan menilai karya
tersebut dengan semestinya.( Suwaji. 2000)
Bila menikmati dan menilai karya yang dimaksud dalam pengertian di
atas tergeneralisasi untuk karya seni kriya, berarti teridentifikasi bahwa
karya seni kriya tidak hanya difungsikan sebagaimana terapannya, tetapi juga
dinikmati segi estetiknya agar dapat memantapkan nilai dari karya seni kriya.
Merujuk pada pengertian seni kriya, yang diartikan sebagai seni
fungsional yang mengutamakan fungsi sebelum mengutamakan estetika atau
keindahan. Lebih jauh, seni kriya memiliki 3 jenis fungsional yang harus
dipenuhi yaitu security, comfortable, dan flexibility.
Sehingga proses apresiasi karya seni rupa kriya tidak
bisa pincang hanya mengupas segi fungsional saja, tetapi harus mengulas unsur
estetikanya. Estetika disini tidak serumit dan sekompleks estetika seni murni
yang notabene memiliki perlambangan,simbol, ekspresi-sosial, dan sarat
independensial seniman. Menurut hemat penulis, karya seni kriya dalam porsi
apresiasi karya seni kriya(estetika) cukup mengulas estetika yang mendukung 3
jenis fungsional seni kriya. Bila estetika tersebut tidak mendukung 3 jenis
fungsional, maka estetika tersebut akan mengalihkan seni kriya menjadi seni
murni, atau malah menjadi karya tidak bernilai apapun.
Terkait seni kriya menjadi seni murni, pernah majalah visual art mengupasnya.
Terkait bagaimana bahasannya langsung saja berkunjung ke web portal visual art
indonesia.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimanakah estetika yang mendukung
fungsional???singkatnya estetika yang terdiri dari unsur-unsur rupa, warna,
bentuk, tekstur, dsb(lihat di unsur-unsur seni rupa) serta kaidah/prinsip seni
rupa dirangkai secara harmonis dengan tujuan fungsionalnya(applied). Bilapun dibatasi
estetika yang fungsional itu sebatas mana,ya,.,.susah...tidak beda jauh, kajian
itu dengan bagaimana membatasi seni dan bukan seni dalam kacamata manusia
sebagai penciptanya.
Sekarang penulis lagi bingung membuat assesment untuk mengukur
nilai dari sebuah karya seni kriya, sebagai wahana praktis bagi para pelajar
tingkat SLTP belajar apresiasi seni kriya. Bagi yang telah mempunyai mohon
moderasinya...share-ya,.,.,.