Opini: Perang Mulut Ala Kucing Garong
Table of Contents
yayayaaaa...lagi-lagi genjatan senjata. perang mulut yang tak kunjung reda,mulut depan apalagi mulut belakang lebih gila perangnya. perangnya tidak lazim, bila biasanya menggunakan meriam, dan bom bolotok kali ini cukup menggunakan air dibalut plastik bening. ketika plastik dilempar tepat mengenai mulut, Biurrrrrrr.....dingin bercampur basah, berjibrat melumuri kemeja putih berdasi abu-abu.
di ataS itu hanya kata-kata puitis dengan pendiskripsian makna yang njluimet.....
singkatnya begini......perang mulut itu, panjangnya adalah berbicara ala kucing, tahu kan kucing.....kucing lanang terutama, bila bertemu dengan kucing lanang lainnya selalu adu mulut, yang ujungnya adu cakar. uniknya lagi...kucing adu mulutnya hanya dengan satu suku kata...meong....diulang-ulang hingga elek....tuwekkk...
dialog manusia kosakatanya sudah buanyak, panjang kali lebar, ditambah tinggi...luama lagi, tapi bedanya gak selalu adu ceker...tapi adu geger(purik-purikan)...nah...kalo sudah terjerumus jurang purik-dialog rasanya kayak sate kambing bersaos tai ayam...ngguapleki rasane....
lebih sepet lagi bila melihat dialog yang kayak gitu, masih ditambahkan dengan minuman sosro, sejenis teh yang baceman(bahasa Blitar). teh gak seger, pakai pengawet....manis pun tak manis, pahit juga tak manis,,,semar-semur rasanya. rasanya sate plus minuman ni, sungguh lebih enak langsung makan gaplek.
begitulah perang mulut bergaya sate saos ***, uenak bila didengarkan kala hendak masuk PONTEN
di ataS itu hanya kata-kata puitis dengan pendiskripsian makna yang njluimet.....
singkatnya begini......perang mulut itu, panjangnya adalah berbicara ala kucing, tahu kan kucing.....kucing lanang terutama, bila bertemu dengan kucing lanang lainnya selalu adu mulut, yang ujungnya adu cakar. uniknya lagi...kucing adu mulutnya hanya dengan satu suku kata...meong....diulang-ulang hingga elek....tuwekkk...
dialog manusia kosakatanya sudah buanyak, panjang kali lebar, ditambah tinggi...luama lagi, tapi bedanya gak selalu adu ceker...tapi adu geger(purik-purikan)...nah...kalo sudah terjerumus jurang purik-dialog rasanya kayak sate kambing bersaos tai ayam...ngguapleki rasane....
lebih sepet lagi bila melihat dialog yang kayak gitu, masih ditambahkan dengan minuman sosro, sejenis teh yang baceman(bahasa Blitar). teh gak seger, pakai pengawet....manis pun tak manis, pahit juga tak manis,,,semar-semur rasanya. rasanya sate plus minuman ni, sungguh lebih enak langsung makan gaplek.
begitulah perang mulut bergaya sate saos ***, uenak bila didengarkan kala hendak masuk PONTEN
Post a Comment