Cinta dalam Pandangan Ridho Al-Farabi
Table of Contents
Kawan saya Ridho Al-Farabi pernah update status di
FB
“Jangan kau kira cinta datang dari
keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah keterpautan jiwa
dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan
tahun bahkan abad.”
Bila dicermati Bang
Ridho ini hendak bilang ,” janganlah usaha mencari cinta seseorang melalui
pendekatan atau cara apapun, karena cinta tidak akan muncul melalui proses keterbiasaan
berdasarkan ukuran waktu”. Sekilas statement ini bertentangan dengan semboyan
jawa yang mengatakan,” tresno jalaran saking kulino”, namun ketika direnungkan
lagi ternyata tidak juga.
“tresno jalaran
saking kulino”= “cinta muncul dengan keterbiasaan”=”cinta berhubungan dengan
waktu”. Sejatinya tresno itu tidak ada hubungan dengan kulino, cinta itu muncul
sebelum kulino dating, karena ada cinta maka kulino dipertegas untuk mendapatkan
kemantapan diri bahwa ada nada yang seirama dengan yang dicintai.
Jadi, bila ada usaha
apapun untuk melakukan pendekatan-sebenarnya sudah ada cinta dihatinya-hanya
saja cinta itu ingin memperoleh pengakuan, ingin mendapatkan tempat pelampiasan,
dan ingin-ingin lainnya yang tak jarang melepas kode etik cinta secara hakiki.
Heee…ada yang unik
dalam komentarnya status Ridho Al-Farabi ada yang mengatakan,
” harus dipertahankan
mskpn sudah lama dan tekun itu adalah bentuk sosialisasi qt untk saling
bisa memahami harus ada proses dlm menjalin hub cinta wkakakak, “.
Bentuk sosialisasinya ternyata melalui
sms, telp, chat dsb dengan dalih untuk saling bisa memahami agar cinta tetap
bersemi. Kontan komentar ini kontroversi dengan status Ridho Al-Farabi yang
berarti komentator ini secara tidak langsung mempublishkan bahwa sesungguhnya
dia khawatir bila cintanya terbang hilang ditelan jarak-baca LDR. Kekhawatiran ini wajar karena seirama dengan konsep
menghargai diri sendiri yang berbunyi, “bila
usaha tak dihargai, maka kecewa menghantui,”.
Yang jelas apapun itu, nampaknya cinta
banyak variasinya tergantung dimana letak kebenaran itu disandarkan. Hahahahahaaaa…