Seni Budaya Berkarya Seni Batik Tulis MTsN Kunir

Table of Contents
Berkarya seni rupa merupakan hal yang mengasikkan bagi mereka yang menikmatinya dengan sepenuh hati. Karya seni rupa sendiri ada banyak ragamnya diantaranya ada karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Terkait dua dan tiga dimensi, bahasa lainnya dwimatra dan trimatra masih menyisakan permasalahan, yaitu terdapat beberapa karya yang terletak diantara keduanya-relief atau lukisan timbul, ukiran timbul. Relief secara bentuk Nampak dwimatra dan trimatra, bahkan dulu dosen saya di UM bapak Abdurrahman, S.Sn, M.Sn menyatakan relief masuk dalam karya seni 2,5 Dimensi. Namun, kebanyakan buku menjelaskan relief tergolong dalam karya 2 dimensi.

Terlepas dari karya relief, salah jenis karya seni rupa 2 dimensi adalah seni batik, baik batik tulis, batik cap, maupun batik ikat celup. Berkarya batik tidaklah segampang yang dibicarakan teori dibanyak buku dan artikel digital. Ketika dipraktekkan secara kolosal dalam rangka pembelajaran di kelas ternyata menimbulkan beberapa masalah yang ringan namun dapat berdampak berkurangnya kualitas karya siswa.

Pada semester genap tahun 2012-2013 ini MTsN Kunir kelas VIII mata pelajaran mengadakan praktek membuat seni kriya tekstil nusantara bertajuk batik tulis. Adapun setiap siswa harus mempersiapkan alat dan bahan diantaranya: (1) canting, (2) Kompor, (3) malam, (4) pewarna naphtol atau indigosol, (5) kain mori primisima, dan (6) wajan. Dari sekian alat dan bahan bila siswa disuruh mencari secara mandiri maka dapat dipastikan kesuksesan praktek ini tidak lebih dari 50% dikarenakan siswa  tidak memperoleh alat dan bahan yang telah ditentukan.

Sehingga harus digunakan strategi, yaitu pengadaan alat dan bahan secara kolektif oleh kepengurusan gabungan masing-masing ketua kelas. Teknis pengadaannya simple, uang dengan nominal tertentu dikumpulkan secara mandiri di kelas masing-masing oleh ketua kelas, setelah uang terkumpul baru dibelikan alat dan bahan yang telah disepakati harganya. Ingat kegiatan ini murni nirlaba.

Proses pembeliannya pun agak rumit, untuk canting harus membeli ke Yogyakarta karena harganya lebih murah hanya Rp. 2500/biji dengan kualitas yang standar (sudah saya buktikan-bagi yang berminat bisa berkomentar di bawah, nanti saya kasih alamatnya), sedang untuk malam, naphtol, dan soda api serta garam warna di kalangbret tulungagung dibelikan secara khusus di Tulungagung( yang berminat beli bisa komentar di bawah).

Untuk kompor, awalnya berencana menggunakan kompor listrik dengan pertimbangan lebih  hemat bahan bakar, ternyata boros di listrik 1 kompor berdaya 300w. akhirnya beralih ke kompor gas portable seharga 120rb yang dibeli secara kolektif di Toko Moro Seneng Blitar sejumlah 10 kompor.

Setelah semua peralatan dan bahan lengkap, praktek pun dimulai..berikut ada beberapa screenshoot kegiatan membatik siswa.



















Post a Comment