Bermula, Bersela, Terbiasa, Utuh, Selamanya
Secangkir kopi terseduh tanpa sebutirpun gula menyertainya. Sruput pelan-pelan, seharusnya pahit terasa, ternyata pahit sangat. Teringat, jelas sekali bahkan hingga bercokol kuat bak bangunan bertingkat menjulang tembus ke langit. Teringat, pahitnya kopi menggiring imaji memasuki bangunan yang terbuat dari bahan tanpa sedikitpun gula di sana, asli seisinya pahit. Anehnya, ku nikmati sejadi-jadinya, bahkan tidak pernah terjeda sehari pun dengan menelan pahitnya. Rasa pahit itu, melekat semakin kuat seiring semakin tinggi bangunan itu terbangun.
Makin tinggi dan tinggi.
Bangunan itu berharap dapat mendekati Ilahi meminta dengan sangat untuk setidaknya sehari saja, pahit itu dibalik dengan manis. Jika dalam bangunan itu tidak memungkinkan menjadi manis, setidaknya terimalah pahit ini sebagai bangunan yang bermanfaat hingga remuk segalanya.
Kopi pahit, setidaknya buatkanlah secangkir saja, secangkir saja, secangkir saja kopi manis. Meski hanya sekali selamanya.
Post a Comment